62 8000 xxx
Seputar Kampus
Kamis, 16 Okt 2025
  • Website Resmi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Al-Aziziyah Kota Sabang
  • Website Resmi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Al-Aziziyah Kota Sabang

Prof. Muntasir Pembina STIS Al-Aziziyah Sabang, dikukuhkan Sebagai Guru Besar Politik Islam di Unimal

Terbit : Jumat, 11 Juli 2025 - Kategori : Berita

Sejarah baru tercipta di dunia akademik Aceh. Prof. Dr. Tgk. H. Muntasir A. Kadir, S.Ag., M.A., sosok ulama intelektual dan Pembina STIS al-Aziziyah Sabang, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Politik Oslam pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh (Unimal). Ia menjadi Guru Besar Politik Islam pertama baik di unimal maupun di Aceh, sekaligus simbol bersatunya tradisi pesantren dan perguruan tinggi dalam membangun peradaban keilmuan. Jumat, 11 Juli 2025 di Gedung ACC Unimal, dan ditandai dengan penyematan lencana Guru Besar oleh Rektor Universitas Malikussaleh, Prof. Dr. Herman Fithra, Asean.Eng.

Penetapan jabatan akademik tertinggi ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor: 01941/E4/DT.04.01/JAD/2024.

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Kontekstualisasi Gagasan dan Pemikiran Ulama Dayah dalam Pembangunan Politik di Aceh”, Prof. Muntasir menegaskan urgensi menghadirkan kembali nilai-nilai politik Islam ke dalam sistem demokrasi modern. Menurutnya, politik dalam perspektif Islam bukan semata tentang kekuasaan, tetapi tentang amanah, keadilan, dan keberpihakan terhadap rakyat.

“Saat pemikiran ulama hanya tertinggal di lembaran kitab kuning tanpa aktualisasi, maka politik kehilangan arah moralnya. Aceh membutuhkan bangunan politik yang tidak hanya demokratis, tetapi juga bernurani. Dan itu bisa digali dari warisan pemikiran ulama dayah,” tegas beliau dalam orasinya yang mendapat aplaus panjang dari hadirin.

Prof. Dr. Herman Fithra, Asean.Eng., Rektor Unimal dalam sambutannya menyampaikan bahwa

Prof. Muntasir selain sebagai Guru Besar pertama dalam bidang Politik Islam di Universitas Malikussaleh, juga menjadi representasi konkret bahwa pesantren bukan hanya sumber moralitas, tetapi juga lumbung intelektual yang mampu berbicara di ruang-ruang ilmiah nasional.

“Prof. Muntasir adalah figur akademisi yang melampaui sekat-sekat institusional. Ia adalah jembatan hidup antara ilmu syar’i dan ilmu sosial-politik kontemporer, ujar rektor unimal

Acara pengukuhan turut dihadiri para tokoh nasional dan daerah, ulama, akademisi, serta pejabat publik. Di antara yang hadir adalah:

Abu MUDI (Pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga)

Rektor UNISAI, Dr. Tgk. Muhammad Abrar Azizi, M.Sos.

Wakil Bupati Bireuen, Bapak Ir. H. Razuardi, MT

Anggota DPRA Komisi VI, Waled Landeng

Ketua STIS Al-Aziziyah Sabang, Dr. Tgk. Muslem Hamdani, M.A.

Pimpinan Dayah-Dayah mitra, Dosen, dan Civitas akademika UNISAI dan Unimal.

Abu Mudi yang hadir dalam Acara pengukuhan tersebut terlihat penuh haru dan bahagia, Abu MUDI, selaku guru sekaligus mertua Prof. Muntasir, menyampaikan:

“Hari ini, saya saksikan langsung bagaimana perjuangan ilmu dibalas Allah dengan kemuliaan. Prof. Muntasir bukan hanya menantu saya, tetapi anak rohani saya yang membawa ruh perjuangan dayah ke ruang akademik. Gelar ini adalah amanah untuk terus membimbing umat dan ini cita-cita saya agar alumni Dayah bisa hadir dalam semua dimensi kehidupan masyarakat.”

Ketua STIS Al-Aziziyah Sabang, Dr. Tgk. Muslem Hamdani, MA., turut menambahkan:

“Sebagai institusi yang dilahirkan dari denyut nadi Dayah, STIS Al-Aziziyah Sabang ikut rasa bangga dan menjadi motivasi dalam meniti karir akademik seperti beliau, bagi saya Prof. Muntasir. Ia tidak hanya mengembangkan struktur kampus, tetapi membangun akademik berbasis kearifan Dayah aceh. Pengukuhan ini bukan akhir, tetapi awal peran besar untuk membentuk generasi Islam berwawasan kebangsaan.

Penutup:

Inspirasi dari Dayah untuk Bangsa

Pengukuhan ini tidak hanya menjadi catatan sejarah bagi Universitas Malikussaleh, tetapi juga meneguhkan bahwa Aceh dan Dayah tidak pernah kehabisan stok intelektual organik yang mampu memberi arah dan makna bagi pembangunan bangsa.

Dengan menyandang gelar Guru Besar Ilmu Politik Islam, Prof. Dr. Tgk. H. Muntasir A. Kadir, S.Ag., M.A., telah menapaki jenjang tertinggi dalam karier akademik, namun lebih dari itu, ia tengah menapaki jalan panjang untuk terus memadukan ilmu, iman, dan perjuangan demi tegaknya nilai-nilai Islam dalam tatanan sosial-politik yang adil dan beradab